Mentor.... semangat berbagi!

Kali ini, aku ingin sedikit bercerita tentang sisi lain di luar kegiatan akademikku sebagai mahasiswa yang lumayan padat. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kampusku mengadakan kegiatan penyambutan untuk mahasiswa baru (maba) yang sekarang disebut dengan Kaderisasi Awal Terpusat (KAT). Pada tahun 2016, nama yang diusungkan adalah INTEGRASI. Jadi, KAT merupakan nama umumnya, sedangkan INTEGRASI seperti nama khususnya (sama halnya dengan OSKM, PROKM, dll. di tahun-tahun sebelumnya). Bagiku, momen ini sangat dinanti-nanti oleh maba karena dalam kegiatan ini, mereka pertama kalinya akan dikenalkan dengan lingkungan kampus, budayanya, dan mendapatkan kesan pertama. Namun, apakah maba akan dilepas begitu saja tanpa diarahkan? Tentunya tidak. Lalu, apakah ada orang-orang yang berperan dalam mengarahkan mereka? Lantas siapa orangnya? Jawabannya, 

MENTOR!

Mentor akan menjadi seorang kakak bagi mabanya. Dialah yang akan membimbing maba dan menuntunnya agar maba bisa mempunyai orientasi yang baik serta termotivasi untuk berkarya dan berinovasi dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. 

Aku sangat senang dan bangga bisa menjadi salah satu bagian dari mentor OSKM ITB 2015, bagian dari Lascaya Andamarsa. Suatu kesenangan bagiku untuk bisa berbagi terhadap sesama teman karena berbagi ilmu adalah salah satu hal yang mulia layaknya seorang guru. Sambil menyelam minum air, sembari berbagi ilmu, aku juga mendapat banyak teman. Ini adalah salah satu kelebihannya. Mentor itu sangat banyak dan kami semua datang dari jurusan yang berbeda. Bahkan, teman yang satu jurusan denganku tidak lebih dari sepuluh orang yang menjadi mentor. Aku bisa mengenal orang-orang baru dan saling bertukar ilmu. 
Dokumentasi saat menjadi mentor kelompok 19


Panji (papan nomor/tanda kelompok) hasil kerja keras 
Tim Mentor kelompok 19 :')

Sedikit kisah setelah satu tahun OSKM 2015..

Suatu hari, aku bertemu dengan seorang adik tingkatku yang merupakan mentee (orang yang menerima informasi dari mentor) kelompokku pada OSKM 2015. Kemudian, ia menyapaku. Betapa senangnya karena sudah hampir satu tahun aku tidak pernah bertemu dengannya. Lebih senang lagi, dia menyebut namaku padahal aku sendiri lupa dengan namanya. Yap, itulah kelemahanku, mudah lupa dengan nama orang. Tapi, aku mengingat persis wajahnya dan ia menyapaku dengan senyum yang indah.

Kembali lagi..

Menjadi mentor adalah keinginanku ketika pertama kali aku mengikuti OSKM 2014. Mentor itu sangat ceria dan rasanya tak pernah sekali pun melihat mereka lelah. 

Namun, ternyata..

Menjadi seorang mentor bukanlah hal yang mudah. Kami panitia lapangan yang butuh pengetahuan lapangan dan harus sigap. Kami juga seorang kakak yang harus bisa menjaga adik-adik yang kami bimbing. Kami harus ceria namun tetap ingat untuk menegur mereka disaat yang tepat. Kami adalah teladan bagi mereka. Semua itu bukan hal yang mudah, kami melalui proses yang sangat panjang. 

Lapangan

Aku bersama teman-temanku mengalami banyak sekali rintangan. Sangat sulit melaluinya karena kami harus menerobos kemalasan karena lapangan tidak main-main.

Hal pertama yang wajib dimiliki oleh seorang mentor adalah disiplin dan kesigapan. Setiap ketentuan yang berlaku harus dikerjakan dengan baik dan salah sedikit pun tidak ada toleransi. Seorang mentor haruslah sigap karena mentor adalah panitia lapangan. Aku belajar bahwa lapangan sangat dinamis. Terkadang faktor alam dapat menghambat berlangsungnya acara, tetapi seorang panitia lapangan harus bisa menghadapinya. Karena itu, fisik yang bugar adalah tuntutan wajib bagi para mentor. 

Mentor itu seperti semut. Harus bisa bekerja sama. Terkadang masih ada beberapa dari mentor yang memiliki kekurangan fisik atau tidak dapat dituntut untuk sigap. Disinilah, kami harus bisa bekerja sama saling membantu dan saling melengkapi satu sama lain. 

Bertugas di lapangan juga menuntut kami agar dapat berkoordinasi dengan orang lain termasuk panitia lapangan lainnya, yaitu keamanan dan medik. Mentor adalah kunci utama dari keberjalanan acara. Jika kita tidak sigap, tentu teknis lapangan memerlukan perubahan karena tidak berjalan sesuai waktu yang seharusnya. Koordinasi juga sangat penting ketika terjadi suatu perubahan atau kejadian yang terduga saat hari H. 

Stamina

Dari hari ke hari, banyak teman-temanku yang mulai berjatuhan. Tenaga kami terkuras sedangkan asupan nutrisi dan waktu istirahat tidak bisa menggantikan energi yang sudah dihabiskan. Betapa tidak, berjalan dari Saraga hingga Taman Ganesha, kembali lagi, dan seterusnya mulai dari pagi hingga senja adalah hal yang paling menguras energi. 

Waktu istirahat adalah waktu emas bagaikan surga yang tak boleh dilewatkan hanya dengan makan. Istirahat dengan tidur 10-15 menit sangat berharga dan bisa menyegarkan tubuh kita. Saat inilah, aku belajar untuk mensyukuri waktu yang ada dan nikmat tidur yang Allah berikan. 

Jadi, endurance itu penting!

Saatnya ceria dan saatnya menegur

Di saat semua lelah, panitia-panitia serius, harus ada yang bisa membangkitkan energi dan mencairkan suasana agar maba lebih enjoy menjalani rangkaian acara. Kalau sudah seperti ini, saatnya yel-yel mentor! Yeaaay! 

Tak hanya tahu tentang lapangan dan materi, mentor juga kreatif. Ini adalah bagian yang paling kusuka. Mentor harus bisa membuat yel-yel pada tiap angkatannya. Namun, saat di lapangan, mentor tidak hanya menampilkan yel-yel angkatannya, tetapi semua yel-yel mentor angkatan tahun 2007 hingga mentor angkatannya sekarang. Uniknya, beberapa yel-yel dapat di-looping sehingga terdengar menyambung terus-menerus. Yel-yel ini akan semakin ramai dengan jumlah mentor yang sangat banyak dan berbaris rapi di belakang barisan maba. Seru, bukan? :D

Nah, tapi, ada kalanya seorang mentor harus tegas dan bisa menegur mabanya ketika melakukan suatu tindakan yang kurang sopan atau menyinggung SARA. Dalam mencegah hal-hal tersebut, mentor juga perlu mencontohkan sikap yang baik dan berperilaku sopan agar maba tetap menjaga sikap. 

Ibarat seorang kakak dan adik, kakak harus bisa menjadi sahabat setia dan orang yang bisa menghibur adiknya ketika sedih atau tidak bersemangat, tetapi kakak adalah teladan bagi adiknya, kakak tetap harus menjaga sikap di depan adiknya dan menegurnya jika salah. Kenapa? Seorang kakak adalah sahabat, tetapi seorang adik dapat menyebut orang lain sebagai "kakak" karena posisi orang itu lebih tinggi dibandingkan dengan posisinya baik dari segi pengalaman maupun usianya. Karena itu, seorang adik harus menjaga etika dan menghormati kakaknya. Terkadang hal ini lah yang menimbulkan dilema seorang mentor, mengetahui kapan saatnya bercanda dan kapan saatnya serius. 

Penjamin materi

Mentor adalah sosok yang menjadi ujung tombak. Kamilah yang dipercayai untuk dapat menyampaikan materi dan nilai-nilai kemahasiswaan yang penting bagi maba ketika memasuki "dunia barunya" di perguruan tinggi. Oleh karena itu, seorang mentor harus bisa memahami materi yang akan disampaikan sesuai dengan visi dan misi yang dibawa dari KAT pada tahun pelaksanaannya. 

Seorang mentor juga harus bisa menyampaikan materi dengan menarik, seperti dengan tersenyum, menjaga kontak mata, menggunakan gesture, dll. Hal-hal tersebut penting karena selain materinya akan lebih mudah dipahami oleh maba, ikatan yang kuat antara seorang kakak dengan adiknya dapat terbentuk dengan baik (bonding). 

Namun, penjamin materi adalah hal tersulit dibandingkan dengan poin-poin yang sudah kujelaskan sebelumnya. Pertama, jika mentor salah menjelaskan atau misconception, maba akan memiliki pandangan yang salah sepanjang menjalani masa perkuliahannya atau maba akan memandang bahwa mentor atau bahkan seluruh mahasiswa di kampusnya tidak menjiwai materi yang disampaikan, tetapi hanya menghapalkannya dan mendiktekan pada mabanya. Kedua, dalam waktu tiga hari pelaksanaan KAT, tidak ada yang dapat menjamin bahwa materi tersebut benar-benar tersampaikan, teringat, bahkan diaplikasikan di kemudian hari oleh maba. Oleh sebab itu, mentor bertugas untuk menginisiasikan saja nilai-nilai yang disampaikan pada maba. Karena sebenarnya, pembelajaran yang sesungguhnya adalah ketika mereka merasakannya sendiri, menjalani setiap prosesnya, menghadapi permasalahan, dan belajar memutuskan setiap solusi dari permasalahan yang ia hadapi. Ketiga, seorang mentor akan menentukan arah gerak maba. Dengan nilai-nilai yang telah mentor sampaikan, mereka mulai bisa menentukan apa visi dan misi yang akan mereka bawa mulai dari awal menjalani massa TPB hingga lulus nanti dan beberapa tahun ke depan. Keempat, mentor harus memiliki wawasan yang luas dan memahami perkembangan baik di luar kampus maupun di dalam kampus. Seorang mentor harus terbuka dengan hal-hal baru karena banyak sekali hal-hal yang sangat menarik bagi maba dan mereka memiliki curiosity  yang sangat tinggi. Yang terakhir, kelima, mentor adalah sosok teladan. Karena itu, jadilah seorang kakak yang tulus menjaga dan menuntunnya, jadilah seorang guru yang ikhlas berbagi, jadilah seorang sahabat yang setia mendengarkan dan berbagi keceriaan, dan jadilah pribadi yang dapat menginspirasi bagi adik-adik nanti maupun orang banyak. 

Setelah aku melewati masa-masaku menjadi mentor dan sekarang aku sudah menjadi pendiklat mentor..

Dari poin-poin tersebut, aku dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya mentor menggambarkan diri kita dan merefleksikan kehidupan kita. Kita hidup bersama orang lain di dunia ini dan semua saling berhubungan, semua saling membutuhkan, dan semua harus bekerja sama layaknya bekerja di lapangan. Kita membutuhkan link yang banyak dan mengetahui cara berkomunikasi dengan setiap orangnya. Perlu adanya koordinasi agar kerjasama dapat berjalan dengan baik. Namun, terlalu sibuk meraih keinginan dan mencukupi kebutuhan seakan membuat kita lupa dengan diri kita dan nikmat yang telah Allah berikan. Ketika kita jatuh sakit, nikmat sehat baru terasa sangat berharga bagi kita. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga stamina sebagai bentuk syukur kita pada Yang Maha Kuasa dan agar kita dapat menjalani aktivitas dengan baik. 

Ada kalanya, kita harus menjalani hidup dengan senang dan penuh syukur. Jalanilah dengan ceria dan tanpa beban. Raihlah bekal sebanyak mungkin yang kita bisa agar kelak timbangan amal kebaikan kita akan menolong kita menuju surga-Nya. Namun, pada saat-saat tertentu kita tidak boleh terlalu santai menjalani hidup. Tapi, kita harus serius. Kita hidup berpacu dengan waktu yang semakin sedikit. Ada saatnya, kita harus tegas kepada orang lain dan sama halnya kepada diri kita. Terkadang Allah menegur kita agar kita bangkit dari kemalasan, keterpurukan, atau kesalahan yang dulu kita perbuat. Jadi, tegaslah dalam berbuat benar dan tegurlah yang lain jika mereka salah.

Lalu,

selama kita hidup, apa yang sudah kita lakukan untuk manusia atau bumi ini? Aku pernah membaca,

Rasulullah bersabda: "Jika seorang anak Adam (manusia) meninggal, maka seluruh amalannya terputus kecuali dari tiga hal: Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang senantiasa mendoakannya" (H.R. Muslim)

Sebelum kita dipanggil oleh Sang Maha Pencipta, bagikanlah ilmu sebanyak mungkin, jadilah layaknya mentor. Kuulang, 

"Jadilah seorang kakak yang tulus menjaga dan menuntun, jadilah seorang guru yang ikhlas berbagi, jadilah seorang sahabat yang setia mendengarkan dan berbagi keceriaan, dan jadilah pribadi yang dapat menginspirasi banyak orang."

Nah, mungkin hanya ini yang dapat kusampaikan. Masih ada beberapa poin yang tidak kujelaskan disini. Mohon maaf apabila ada beberapa kesalahan kata. Apabila ada yang ingin bertukar pendapat, bisa isi kolom komentar yang ada di bawah post ini. Terima kasih, semoga bermanfaat dan menginspirasi :)

Dokumentasi:
Kelompok diklat divisi mentor OSKM ITB 2015 @ de Ranch Lembang
Kangen banget seru-serunya!


Bersama Distrik 5 dikdiv mentor INTEGRASI ITB 2016
@ Balai Kota Bandung dan aku sebagai pendiklatnya \( ^o^ )/


Salam hangat,
Vanodya Sarasvati Trapsilani

Komentar

  1. Terima kasih bgt udah buat blog ini, bahasanya mudah dimengerti sama ga bosan juga bacanya

    BalasHapus
  2. Alasan kaka ingin menjadi mentor apa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer